Entah darimana aku harus memulai pembicaraan kita ini. Hampir 3 tahun kita tak bertemu, ternyata memang saat ini dirimu sudah sangat berubah. Ada keterkejutan setelah membaca dan melihat sebuah sampul buku yang bertuliskan "Syair Keranjang Pempang" hadir di wall-ku. Tagg itu begitu mengagetkanku.
Aku juga tak tahu harus menuliskan, mengucapkan atau mengomentari apapun atas prestasi sangat luar biasa yang telah mampu kau torehkan, sebuah buku! Mimpi itu kini benar-benar nyata! Dirimu telah melengkapi apa yang sesungguhnya belum kita miliki sejak dulu.
Trainer tanpa buku mirip burung tanpa sayap, tak kan ia mampu menikmati dan menebarkan kebijaksanaan di muka bumi.Bersenda gurau dengan awan di langit biru, memainkan kepak hingga menembus gelapnya awan, dan bernyanyi riang dengan nada-nada yang menggugah kehidupan.
Ide itu ternyata sangat luar biasa. Syair Keranjang Pempang seperti menarikan kehidupan dalam permainan kata penuh gelora, indah! Melayu Belitong memang telah dikarunia banyak kelebihan bahasa, kini aku semakin yakin! Andrea Hirata dan dirimu adalah buktinya.
Aku yakin masih banyak bertebaran seniman-seniman kehidupan di negeri Belitong, negerinya para penyair alam.
Kini, dirimu sudah utuh dan akan makin utuh setelah kudengar sekarang sudah mulai menggarap buku kedua :Syair Negeri Bumi. Ada satu asa tak disadari dalam diri ini agar di buku kedua ada namaku di dalamnya. Ingin aku minta sepenggal kisah hidupku masuk di bukumu yang kedua, tapi rasa malu itu pasti ada. Bukan karena nafsu dunia, namun lebih karena diri ini masih jauh dari sempurna.
Banyak yang ingin kuceritakan, namun lebih banyak yang tak mampu kutuangkan dengan kata-kata. Kegembiraan, kebanggaan, dan rasa salut tentu kusampaikan padamu. Semoga sukses dalam menjalani keikhlasan di muka bumi ini, ada akhirat karena ada dunia. Tak kan mampu kita meraih kebahagiaan di akhirat kelak, bila kita tidak menaburkan banyak kebaikan di dunia. Bukumu sudah mengatakannya.
Selamat!
Sobatmu,
EKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar