Sabtu, 05 Mei 2012

Enam Langkah kuasai Social Media

Syair Keranjang Pempang tentulah satu bahasan yang baru saja kita mulai. Hingga sampai saat ini, semua postingan yang ada di blog ini adalah berkaitan dengan novel yang rencananya akan segera terbit. Telah banyak yang mendapatkan gambaran tentang SKP ini, namun sebagai sebuah product yang konsepnya sedang dijual, tentu banyak yang perlu diperhatikan dan dikembangkan agar menjadi merk yang dapat diandalkan.

Laksana sebuah perjalanan, kadang kita butuh rehat atau mundur beberapa langkah demi seribu langkah yang lebih baik di depan. Untuk itulah pada postingan kali ini, diriku mencoba menyelipkan artikel "pernak pernik".

Semoga kiranya bermanfaat untuk kita semua, sekaligus membuka wawasan lebih dalam tentang makna pentingnya sebuah prelaunch, campaign, dan sounding dari sebuah product (misal:Syair Keranjang Pempang) yang telah banyak diteriakkan di beberapa media social baik fb, twitter, maupun blog dan diskusi kecil di sudut ruangan.

****

6 Langkah menguasai Social Media :

1. Articulate :
Sebuah merk atau product social media haruslah memberikan identitas, sehingga ketika dikomunikasikan ke publik maka merk/product tersebut memiliki ciri yang khas, unik, dan menarik.

2. Connect :
maksudnya adalah bahwa sebuah merk/product haruslah mampu menemukan pelanggan atau calon pelanggan, dan memberikan alasan kepada mereka untuk mengikuti akun, merk, atau product tersebut.

3. Engage :
Tentu saja sebuah merk/product itu haruslah mampu membangun interaksi yang sifatnya lebih personal dan partisipatif.

4. Influence :
Merk/product tersebut mampu membuka keran bagi publik untuk berbagi pengalaman dalam menggunakan merk/product tersebut.

5. Integrate :
Melibatkan publik dalam merasakan merk/product tersebut tentu akan mampu mempererat ikatan yang terjalin.

6. Rejuvenate :
Informasi yang ada dan mampu dikumpulkan tersebut jelas harus dapat dimonitor dengan baik dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan daya saing.

sumber : Koran Tempo, 24 maret 2012

*****

Syair Keranjang Pempang, tentu merupakan product dengan identitas khusus. Judul, tempat, suasana, dan tuturan diupayakan benar-benar seperti keadaan Belitong sesungguhnya. Hal-hal yang diangkat adalah tentang banyak kearifan lokal, orang-orang, ucapan dan pemikiran dari mereka yang sesungguhnya banyak di sekitar kita, namun jarang kita maknai. "Bacalah Syair Keranjang Pempang, maka akan kita nikmati suasana Belitong yang sesungguhnya," begitu ucapan seorang sahabat saat ia mendapatkan naskah asli SKP yang masih berupa naskah mirip skripsi di awal tahun ini.

Secara sengaja Syair Keranjang Pempang juga disosialisasikan dan didengungkan lebih awal melalui banyak media sosial, baik fb, twitter, maupun blog. Secara sengaja blog ini dibuat sebagai wadah kita untuk saling berhubungan, bercerita, menumpahkan rasa, tentu juga asa.

Penerbitannya pun belum menggunakan penerbit umum, hingga belum bisa didapatkan di toko buku, namun hanya tersedia di www.nulisbuku.com. Harga? tentu "agak premium" untuk sistem pencetakan POD (print on demand) dimana setiap buku diperlakukan secara personal, dengan kualitas pengerjaan terbaik, bahan terbaik, hingga perlakuan pengiriman terbaik pula. 688 halaman+ dengan kualitas kertas HVS, jelas menjadikan Syair Keranjang Pempang "agak eksklusif" di awal penerbitan. Bagi yang ingin harga yang "lebih ekonomis" tentunya diriku saat ini sedang berupaya agar hal itu dapat tercapai, misal dengan menurunkan kualitas kertas dari HVS menjadi kertas buram, pencetakan lebih banyak (partai), atau program-program campaign, diskon, voucer dan sejenisnya. Namun beberapa yang disampaikan ini sedang dalam tahap penjajakan (mohon doa yah...)

Syair Keranjang Pempang juga berupaya untuk membangun interaksi personal dan partisipatif. Blog ini dimaksudkan untuk tujuan itu. Silahkan siapapun boleh berkomentar disini, jangan hanya pujian dan harapan, tapi juga kritikan. Seperti tulisanku sebelumnya, lengkapi mata uang Syair Keranjang Pempang ini dengan kritikan, maka "harganya" akan makin baik. Bagi yang ingin berbagi, silahkan kirim link atau bisa saja buat tulisannya dan kirim ke inbox fb atau email, akan dipostingkan disini.

Influence? Pengaruh?
Kata orang bijak,"hidup akan makin indah bila kita berbagi, kue yang paling enak sekalipun tak kan terasa enak bila kita tidak bagi. Tak kan ada seorangpun yang mengiyakan bahwa kue itu sangat enak bila kita tak pernah membaginya".
Syair Keranjang Pempang mencoba membaginya melalui tuturan di buku dan di blog (dlm edisi singkat) agar "ada rasa yang dibagi". Bila saatnya tiba dan ada yang sudah membaca edisi lengkapnya, silahkan bercerita di dalam blog ini.

Selalu dan selalu diupayakan agar blog ini dapat mempererat ikatan kita, tidak hanya dalam wadah Syair Keranjang Pempang, namun juga dalam banyak tuturan berlatarbelakang kearifan lokal yang ada di sekitar kita. Suatu masa diriku pernah bermimpi, tuturan kearifan lokal yang terhampar dan tersebar di sekeliling kita dapat terkumpulkan oleh kita dan mampu memberikan nuansa baru untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia ini. "Kita mulai dari diri kita, kita mulai dari yang kecil, dan kita mulai saat ini", begitu kata sang Kyai bijak dari Bandung. Semoga!

Daya saing? Belum berani diri ini bicara tentang daya saing dibandingkan banyak buku dan novel kearifan lokal yang sudah ada. Banyak buku terdahulu yang mengangkat nuansa kedaerahan, utamanya buku "Tetralogi Laskar pelangi" yang sangat luar biasa itu yang lebih awal mengangkat Belitong. Lalu disusul bang Ian Sancin dengan "Yin Galema", bang Fithrorozi dengan "Republik Ngenjungak" dan Roxana dengan "Bianglala Tiga Warna".

Namun apapun itu, setiap buku punya daya tarik tertentu, khas dan tentu juga menggoda rasa penasaran untuk memiliki dan membacanya. Mengutip apa yang dikatakan Sang Kyai tadi, kalau bukan mulai dari kita, siapa lagi yang harus menghargai karya seni asli Indonesia. Apalagi orang Belitong, inilah saatnya kita memulai (kembali) mengangkat banyak cerita yang terhampar dan tersebar di bumi Belitong. Semoga!

2 komentar:

  1. Sebuah refleksi 'Out of The Box' yang sesungguhnya, apresiasi luar biasa dalam pengembangan diri untuk memberi harga pada diri sendiri. Selamat.
    Luar biasa Kando

    BalasHapus
  2. @Dear Elang: Kepak sayap tentunya akan makin kokoh, indahnya dunia nan terhampar tentu kan bawakan banyak kebijakan, mari kita terbang sejauh yang mampu kita gapai. Dunia sangat luas, tapi tak ada satupun tempat yg tak bisa dijelajahi sang elang dengan keperkasaan di social media...tks

    BalasHapus