"Apa yang anda perlukan hanya menggenggam nyali dan mengepakkan sayap, terus terbang.
Bersiap-siaplah untuk keluar keringat, tenaga, dan pikiran...."
(Raise You Up, Hendrik Lim).
***
Kala kita masih kecil, tentu pernah ditanya tentang cita-cita. Jawaban kita : hari ini ingin jadi pilot, besok dokter, lusa insinyur, minggu depan pengusaha, bulan depan presiden, lalu kemudian menteri, hingga akhirnya terus berganti nyaris tiada pernah berhenti.
Sekilas nampak seperti orang yang labil, tak punya pendirian. Namun jelas sangat dimaklumi, karena saat itu kita masih kecil, masih mencari sosok ideal, mencari dan menemukan hal-hal indah. Pergiliran cita-cita adalah pergiliran mimpi demi mimpi, pergiliran cita-cita juga berarti pergiliran sosok demi sosok, dan pergiliran cita-cita bermakna pergiliran pemikiran demi pemikiran. Tak pernah ada yang abadi, karena manusia selalu melakukan perubahan demi perubahan. Hakikatnya : amati, lalu tiru, akhirnya modifikasi.
Bekerjapun demikian. Saat masih sekolah, kita ingin segera lulus, kemudian mendapat pekerjaan. Meski sebagian merasa sulit untuk memulai menulis lamaran, mendatangi beberapa event job carier, pada akhirnya lamaranpun dikirimkan, meski kadang profesi yang dimaksudkan belumlah kita mengerti.
Setelah lamaran diterima, interview diikuti, psikotest dan sejumlah test dituntaskan, hari pertama bekerja akhirnya tiba juga.
"Hore....hari ini aku mulai bekerja," teriak beberapa dari kita saat itu. Bahkan kadang ada yang sudah bercerita ceria jauh sebelum hari pertama itu tiba. Kegembiraan, jelas luar biasa. Mimpi demi mimpi mulai menampakkan masanya. Bahkan rencana melamar sang pemilik cinta sudah diperkirakan, menikahinya, sebentuk rumah mungil bercat merah muda, juga teriakan beberapa orang anak kecil kian nyata. Wuihhh......bahagianya!
Dua hal di atas, bagi beberapa orang mirip seperti menulis. Saat kita menanyakan pada diri sendiri atau saat ditanya orang lain tentang apa yang ingin kita tulis, entah beberapa kali hingga puluhan atau ratusan kali berubah. Awalnya novel cinta, lalu novel kehidupan, kemudian novel filsafat, bahkan novel bergenre ala detektif, dan kadang novel imajinatif masa depan. Bahkan tak jarang, awalnya novel dan berakhir dengan buku resep saja.
Lantas ada hal yang salah dan tidak tepat?
Cita-cita memang sering berubah, menulispun juga demikian. Bahkan bukan hal yang aneh bila baru menulis sebaris kalimat, bentuk buku sudah berwujud, meski masih berupa mimpi. Ada yang menjadi nyata, namun lebih banyak yang hanya mimpi semata. Laksana cita-cita, hanya digantungkan di langit-langit, selanjutnya hanya keajaiban yang akan mewujudkannya.
Satu hal yang kita ketahui : memulai adalah kesulitan terbesar yang harus dihancurkan. Bukankah ribuan mil selalu diawali dari langkah pertama? Juga bukankah ribuan halaman buku selalu diawali dari huruf pertama?
Bila langkah sudah dimulai, bersiaplah menghadapi rasa malas, rasa takut, dan langkah berat. Namun bagi beberapa orang hal ini tidaklah menjadi masalah utama, karena langkah pertama sudah terlaksana, dan tembok penghalang telah dibuka. Hanya butuh satu password : ikuti langkah jari ini! Maka keringat, tenaga, dan pikiran akan mencapai wujudnya dengan sangat luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar