-Seseorang akan mengalami perubahan yang signifikan dalam hidupnya apabila terjadi perubahan yang drastis pada pola pikirnya-
*****
Siang ini, setelah nyaris sebulan tak kuisi secuil kalimat di blog ini, ada berbongkah rasa rindu untuk menggoreskannya kembali. Bukan bermaksud berpamer ria atas banyak jalan kehidupan yang telah dirasa, namun lebih karena salah satu esensi kehidupan itu adalah berbagi : semakin dibagi maka akan semakin banyak dan berlipat, kelimpahruahan dalam kehidupan, prolong abundance.
Di jelang sore, di balik jendela yang menyembunyikan panasnya mentari yang sejenak akan mencapai kulminasi di langit kabah, tepat di atasnya. Di tengah banyak ruang bicara tiupan sangkakala yang berbantah ria, makna perubahan kian dirasa. Perubahan yang dikatakan oleh seorang penulis dalam buku yang sama yang mengatakan, "Ketika tiba-tiba kita berhenti dan orang di kanan kiri secara mendadak maju, maka kita akan merasakan sebuah tarikan ke belakang yang memusingkan".
Lantas mengapa perubahan yang kembali kuulas kali ini? Sederhana jawabannya : bila kita tak berubah berarti kita menuju kepunahan abadi.
Bukankah esensi kehidupan itu sendiri adalah perubahan? Mereka yang berubah, merekalah yang mengisi kehidupan ini dengan kebanggaan dan kebahagiaan.
Perubahan bagi sebagian orang sesungguhnya tidaklah sederhana, namun rumit luar biasa. Setidaknya begitulah yang sering kuhadapi dan kudengar dari banyak peserta pelatihan yang rutin kulakukan hampir setiap hari. Perubahan yang bahkan bagi diriku kadang juga terasa rumit, namun setelah menyadarkan dan menyandarkan diri, ternyata malah simpel dan sederhana.
Betulkah?
Mungkin hanya gurauan basi dan kosong di panas terik jelang sore ini, namun tidak bagi kita yang memang ingin merubah dan mendapatkan kebiasaan baru. Bukankah berubah juga berarti memiliki dan menikmai kebiasaan baru? Bukankah pula bila memiliki kebiasaan baru berarti memiliki harapan baru, kebahagiaan baru, dan masa depan baru?
Coba kita sama mengingat bagaimana seorang anak kecil menikmati perubahan demi perubahan setiap hari. Dari hanya tergolek lemah dan hanya bisa menangis, kemudian setiap hari bereksplorasi diri menemukan dan mencipta perubahan baru, dan akhirnya menjadi seorang manusia yang sungguh luar biasa. Perubahan bukan hanya sekedar mengikuti naluri dan insting belaka, namun lebih jauh dari itu yaitu memastikan kita melangkah dan bergerak di saat orang dan lingkungan di sekeliling kita bergerak, tidak hanya di kanan kiri, namun juga di depan dan di belakang. Mereka yang bergerak, merekalah yang menikmati perubahan dengan kegembiraan dan bersiap diri menerima dan menikmati kelimpahruahan, real abundance.
Pada akhirnya, hanya butuh satu kekuatan : berani dan terus bergerak di saat banyak orang belum bergerak. Usia, pengalaman, status sosial, profesi, dan hirarki diri bukanlah jaminan untuk mendapatkan kelimpahruahan. Apa yang kita pikirkan saat ini, apa yang kita lakukan saat ini, tentu bukanlah hal yang pasti akan menentukan apa yang kita dapatkan hari ini, see-do-get dalam konteks yang sebenarnya. Namun juga keberanian diri untuk berjalan menikmati perubahan, juga sama pentingnya dengan mengantisipasi perubahan itu sendiri.
Kemaren kita salah, kemaren kita kalah, dan kemaren kita lemah. Hari ini kita membenahi diri, hari ini kita membesarkan diri, dan hari ini kita menguatkan diri. Esok kita menikmati kebenaran, esok kita memenangkan pertarungan, dan esok kita menguatkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar