Kami teriak
Ia tetap diam
Kami meminta
Iapun diam tanpa kata
Kami memelas
Jiwa ini belumlah berbalas
Tetaplah berdiam
Perangai bersifat
Nalar menyiksa
Taburan keramatpun kian tak dimaknai
Entah.....
Tanah merekah
Kering mengoyak
Lapar kian menyambar
Nanar......
Tiada lagi berbinar
Kelam menghadap hitam di hadapan
Tak kutahu mengapa ia kini membatu
Nafas tertarik, namun tetap harus melaju
Laju diri di pengharapan
Laju mimpi nan kian tersimpan
Tak kami sandarkan hidup tiada berbulu
Meski rambu hidup tak lagi berkibar sempurna
Rekah...
Jauhi berkah
Meski kini kami hanya mampu tengadah
Dalam kelam selalu ada pengharapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar