Ia adalah deru dalam sedekap asa
Ia adalah rasa dalam sangkakala makna
Iapun adalah jiwa dalam rasa berbalut hikmah
Tetap taburkan
Tetap hamburkan
Meski kadang hanya tuturan nyaris berkabut
Juga berkabur
Namun tetap harus berkobar
Keranjang pempang
Buliran keringat anak penghujung negeri
Tetesan darah para pencinta kehidupan
Bertarung melawan kemiskinan
Bertarung melawan kebodohan
Juga bertarung melawan kekufuran
Ia memang hanya seonggok keranjang
Nyaris tak berarti bagi siapapun
Tidak juga dirimu
Sejak dahulu
Mungkin hingga akhir waktu
*****
Lebih dari setahun tak kutulis apapun di blog ini, bukan oleh kesibukan, namun karena perasaan. Perasaan, bagi sebagian orang hanyalah refleksi dari gegap gempita diri dalam menguak makna, nyaris dapat diabaikan, atau kadang dilupakan.
Perasaan, bagi mereka yang lain seperti sebuah masalah, yang bisa mereka singkirkan atau tinggalkan di bagian lain kehidupan. Ibarat sepotong kertas kecil, jangan dipegang, lepaskan saja agar bebannya tidak dibawa sepanjang perjalanan. Mudah untuk dikatakan, namun sulit untuk dilakukan.
Pembelaan? Tentu saja bukan!
Seperti sebuah cerita yang pernah kudengar dan beberapa kali kusampaikan pada beberapa orang dalam beberapa kelas berbagi, perasaan itu adalah masalah. Bila setiap kita bermasalah itu diumpamakan menancapkan sebatang paku ke sebuah dinding papan, maka entah seberapa banyak paku yang kini setelah beberapa tahun memenuhi papan itu. Dan bila dalam setahun ini paku-paku tersebut mampu kucabut satu persatu di saat masalah itu mampu kutuntaskan dengan cara benar, ternyata meski kini semua pakunya telah kucabut, tetap saja papannya berlobang dan meninggalkan bekas. Ia tak akan kembali seperti semula.
Lalu?
Papan tetaplah papan, paku tetaplah paku, dan masalah tetaplah masalah. Ia memang tetap berbekas, sampai kapanpun. Namun tak kan boleh menyurutkan diri untuk berbagi. Bukankah ada banyak orang di luar sana yang berharap bahwa kita tidak terpaku pada kekurangan? Juga berharap kita tak terpaku pada paku-paku kehidupan?
Seandainya kita terpaku pada kekurangan, juga kesalahan, meski kadang berbau kekhilafan, maka tak ada prestasi dan catatan sejarah apapun tentang diri kita.
Kita hanya ada dalam sebuah cerita, itupun hanya konon kabarnya. ....
![]() |
Pantai Tanjong Pendam, Belitong |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar