Sudah berapa tahun usiamu?
Tahukah kau kapan dirimu akan meninggal?
Seandainya dirimu mati hari ini, adakah yang mengenangmu?
Apakah hidupmu akan dikenang orang setelah dirimu meninggal?
Adakah jejak hidupmu memang sudah ada hingga dikenang orang?
Mengapa dirimu tak meninggal jejak untuk orang banyak?
Sudahkah waktumu yang singkat ini telah dimanfaatkan untuk kehidupan banyak
orang?
Tidakkah dirimu akan menyesali hidupmu tak berjejak ini?
Sudahkah kau yakini bahwa dirimu akan dikenang?
Yakinkah?
Sungguh?
Benar?
??????
????????
??????????
Puluhan pertanyaan tiba-tiba muncul di keheningan
malam ini. Tak mampu kujawab satupun, kecuali pertanyaan pertama : usiaku sudah
empat puluh tahun dan belum meninggalkan jejak apapun. Selebihnya jawabannya
gelap, jauh lebih gelap dari malam ini.
![]() |
sumber: baltyra.com |
Duapuluh delapan hari siklus hidupnya; lahir,
menjejak langit, menawarkan senyum dengan sebilah sabit, lalu membesar menjadi
dewasa, hingga mencapai kegembiraan dalam kematangan jiwa berbentuk bulat
sempurna, akhirnya kembali mengecil, dengan mata yang semakin menyipit, dan
menutup diri dengan memejamkan mata sepenuh jiwa. Menghadap Sang Maha Pemilik
memohon untuk dilahirkan kembali demi tunaikan kegembiraan esok hari. Ia hanya
hening semalam saja, mengumpulkan energi sepenuh jiwa, untuk lahir kembali esok
hari sebagai wujud yang sama : bulan baru!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar