Putaran waktu adalah putaran semangat merentak mimpi, satu persatu, langkah demi langkah, tatap mimpi jadikan impian. Hanya sederet kata, selanjutnya irama mengiringi tandakan wujud kian menetap.
Belumlah sehari, jelas Bintang, lelaki kecil di tangga gedung kursus Bahasa Inggris masih jelas di mata. Bukan hanya ujaran, namun juga tatap matanya. Kini, beberapa lelaki sebaya, berjalan gagah di catwalk. Senyum ramah kian kemari, berbaju indah berbalut songket berwarna-warni. Beberapa wanita, tak hanya yang sebaya, namun juga usia pra sekolah yang idealnya belumlah dieksploitasi, apalagi didoktrinisasi untuk menjadi pemenang atas lomba yang belumlah tepat untuk anak-anak seusianya yang identik dengan dunia bermain.
Lantas, bagaimana dengan Bintang?
Saat kutanya kemaren sore, " Idemu sendiri untuk membantu ibu dengan menjual kue?".
"Ibu memintaku untuk membantunya menjual kue," jawabnya.
Bintang, beberapa lelaki gagah yang sedang berjalan di catwalk, dan banyak wanita dari pra sekolah hingga yang sudah remaja di catwalk yang sama, mungkin dari mereka ada yang hadir dan melakoni hidup bukan karena keinginan, namun karena ketiadaan pilihan untuk mewujudkan mimpi. Mungkin ada juga dari mereka yang ingin mundur dari lakon ini, menikmati masa bermain bersama alam yang sesungguhnya tetap ramah dan mematangkan diri. Alam terkembang adalah pelajaran kehidupan yang tiada berbatas, melimpahruah.
Ahh....sudahlah. Terlalu banyak rahasia alam yang tak mampu kita ungkapkan, apalagi jalan pikiran dan impian yang ingin mereka wujudkan. Bukankah apa yang dipikirkan akan menentukan apa yang dilakukan, dan akhirnya menentukan apa yang didapatkan, see - do - get.
Lenggang lenggok lima penari, berbaju indah tampakkan kemewahan, lentik jemari tandakan kelemahlembutan, kini menari indah di hadapan, Gending Sriwijaya.
Lebih baik nikmati keindahan di hadapan, bukankah keindahan adalah muara kebahagiaan? Mungkin keindahan ini pulalah yang hendak mereka cari di atas catwalk ini.
Akan halnya sang Bintang, mungkin duduk di tangga sambil menjajakan kue, memandang lalu lalang di jalan, dan mendengar tawa ceria banyak anak kecil seusianya yang bercerita tentang kursus mereka, mungkin inilah catwalk kebahagiaan yang ingin dicipta dan dirasa.
Bukankah kue yang dijajakan Bintang enak dipandang, juga dimakan, dan mengenyangkan?
Sayang, untuk yang satu ini belumlah diwujudkan, karena kemaren sore hanya obrolan kecil saja, saking menyenangkan sampai kuenya lupa dinikmati, habis tak bersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar