Tigapuluh hari sudah dilalui, tak penuh, awal yang terlambat, berita yang melambat. Kawan menuturkan, diriku ikut menebarkan, satu demi satu kata berangkai, kalimat menetapkan, dan makna diungkapkan.
Siapakah kan tahu bila kalimat itu bernyawa?
Siapakah kan tahu bila rasa itu menghidupkan makna?
Siapa pulalah yang kan tahu bila jiwa itu menetapkan rasa?
Siapakah kan tahu bila rasa itu menghidupkan makna?
Siapa pulalah yang kan tahu bila jiwa itu menetapkan rasa?
Tigapuluh malam, jelang pukul duapuluh tiga.
Kalimat berangkai meluncur bahagia, rasa ditasbihkan, godapun ditepikan.
Berkaram mata di penghujung malam, kantuk dilemparkan, matapun dinyalakan, instuisi dan rasa kian ditarikan.
Berkaram mata di penghujung malam, kantuk dilemparkan, matapun dinyalakan, instuisi dan rasa kian ditarikan.
Berkata rasa pada sepuluh jari:
"Tarikan nyanyian indah malam ini".
"Tarikan nyanyian indah malam ini".
Berkata pula rasa pada sepasang mata :
"Tundalah sedetik saja dirimu memejam, ketajamanmu kubutuhkan".
"Tundalah sedetik saja dirimu memejam, ketajamanmu kubutuhkan".
Dan berkata pula rasa pada alfa dan tetha :
"Hamburkanlah jejak yang kau simpan sepanjang perjalanan, aku rindu semua itu".
"Hamburkanlah jejak yang kau simpan sepanjang perjalanan, aku rindu semua itu".
Akhirnya berkata pula rasa pada karya :
"Malam ini telah kau akhiri banyak kata berjiwa di sepanjang Juni. Akhir yang berarti awal, keyakinan yang berarti kelanjutan, dan narasi yang berarti memori, ilusi dan imajinasi".
"Malam ini telah kau akhiri banyak kata berjiwa di sepanjang Juni. Akhir yang berarti awal, keyakinan yang berarti kelanjutan, dan narasi yang berarti memori, ilusi dan imajinasi".
Terima kasih atas persahabatan rasa di sepanjang Juni, bersama #NulisRandom2015
*****
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar