"Sebetulnya Aku bukan orang yang senang membaca, selalu banyak alasan selama ini yang sering kuyakini benar adanya untuk membenarkan apa yang selalu menjadi alasanku," ucap seorang sahabat siang tadi.
![]() |
sumber:arantha230276@blogspot.com |
"Aku malu, " ucapnya dengan wajah tertunduk.
"Malu....? Belum kutangkap maksudmu".
"Aku malu padamu bro. Usiaku jauh lebih muda darimu, tubuhku lebih berenergi, dan semangatku meraih impian harusnya lebih juga dibandingmu. Tapi rupanya aku tertinggal jauh. Jangankan menulis sebuah buku, segores kalimatpun belum kulakukan. Jangankan memenuhi lemari dengan banyak buku, satupun tak ada buku yang kubeli setahun terakhir ini. Apalagi menerbitkan buku, tak ada panggang juga api. Beku...," kali ini sudut matanya sedikit bergetar, ada penyadaran yang dalam telah ia alami.
"Aku lebih tua darimu, ubanku sudah nyaris tak mampu kusembunyikan, dan tarikan nafasku tak lagi selapang tarikanmu. This is my journey bro, this is' nt only a dream or inspiration, this is more than what people's think", jawabku.
"You were on the tract bro. Thousand word depends on first word, and thousand walk depends on first walk. Be proud bro, this is your first day," kutepuk bahunya.
Ia senyum, lalu berkata,"Siang ini aku akan ke toko buku. Satu buku akan kubeli hari ini. Namun bolehkah kau ceritakan satu kisah inspiratif untukku? ".
"25 tahun yang lalu saat pertama kali kuinjakkan kakiku di Bumi Sriwijaya ini, pernah kubaca sebuah buku yang mengatakan bahwa 20 tahun mendatang hidup kita akan sama seperti saat ini. Hanya 2 hal yang akan membuatnya berbeda, yaitu orang-orang di sekitar kita dan apa yang kita baca. Hal yang sama kembali kudengar 15 tahun kemudian dari tuturan seorang lelaki bijak di satu sesi sharing sesama trainer".
"Kau tahu mengapa hal ini penting bagiku, " tanyaku padanya.
Hanya gelengan kepala, lalu ia diam.
"5 tahun lalu aku berada di tempat yang sama saat 25 tahun yang lalu. Beberapa lelaki yang kutemui masih seperti yang kutemui saat ini, nyaris tak berubah. Pola pikirnya, kebiasaannya, juga keluhannya; Beras mahal, sekolah makin susah, hidup tetap bodoh, dan miskin makin menjadi. Mungkin kalau togel atau SDSB masih ada dan dilegalkan, kurasa mereka juga tetap jadi pemimpi hingga kini. Kurasa cukuplah ini jadi satu bukti, belum perlu kucari bukti lainnya. Sayangnya mereka mengeluh bodoh, namun tak pernah dengan sengaja mau belajar dan membaca makna alam. Sayangnya mereka mengeluh miskin, namun tak bangun lebih pagi dari ayam. Sejak dulu, hingga kini".
"Ini dulu yang bisa kuceritakan kawan, lain waktu kulanjutkan lagi maknanya. Kurasa kaupun sudah memahaminya kan?", tanyaku sambil tersenyum.
Ia mengangguk, lalu menyalamiku.
"Terima kasih bro, 20 tahun ke depan hidupku akan berbeda. Aku pamit dulu, dua buku akan kubaca jelang akhir tahun ini," ucapnya sambil mengusap sudut matanya. Beberapa tetes airmata telah menetes kini.
"Airmata kebahagiaan, airmata penyadaran, dan airmata kegembiraan. Teruslah berjalan kawan, ada banyak kehidupan di luar sana. Namun hidupkan dulu semangat dalam dadamu. Kutunggu cerita perjalananmu," ucapku dalam hati saat melihat deru motornya kini telah menembus belantara kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar