Sore ini, sebuah perjumpaan sangat luar biasa kembali terjadi. Perjumpaan yang sesungguhnya telah lama kurencanakan, namun baru dapat terealisasi di tengah banyak kesibukan duniawi menggoreskan banyak tuturan indah di sepanjang perjalanan. Tuturan yang makin hari makin asyik saja dituturkan, hingga nyaris kulupakan ada sekian banyak kerabat dan sahabat yang akhirnya "merasa diterbengkalaikan" karena sudah beberapa kali membuka blog ini, namun isinya masih kosong melompong; tak ada yang baru!
Sesungguhnya bukan hening yang kulakukan, bukan pula surut ke belakang, apalagi menyerah pada keadaan. Namun sesungguhnya dalam setiap episode kehidupan manusia, selalu dibutuhkan langkah mundur beberapa langkah untuk kemudian meloncat dan berlari lebih jauh dan terus lebih jauh. Lompatan dan lari yang jelas akan makin "full power" dan "full inspiration".
Dalam kerangka inilah, maka kemudian diriku sengaja bertemu dan berdiskusi dengan seorang sahabat, lebih tepat disebut kerabat karena sejak tujuh tahun yang lalu persahabatan kami sudah begitu dekat, hingga lebih layak saat ini disebut kerabat. Kami awalnya melangkah bersama di sebuah unit bisnis yang sama, saling mengisi dengan banyak ide-ide yang terkadang aneh dan diluar pemikiran banyak orang. Ia kemudian sempat berguru hingga ke tanah Jawa, hingga kemudian beberapa tahun yang lalu kembali ke Palembang dengan segala idenya yang banyak merefresh diriku.
Kami sempat berjalan bersama sekitar dua tahun, namun beberapa bulan yang lalu ia memutuskan "lulus sebagai karyawan" dan mulai menekuni profesi barunya sebagai Entrepreneur. Benar-benar entrepreneur yang sesungguhnya karena meski beberapa tawaran pernah datang padanya, termasuk menjadi seorang kepala cabang sebuah unit bisnis yang menjanjikan, ia belum memutuskannya. Bahkan menurutku ia tak akan memutuskannya untuk kembali menyandang kembali profesi sebagai "karyawan".
Kulihat sebelumnya ia pernah gamang, namun ucapannya padaku saat ia memohon doa agar tetap dan selalu dikuatkan untuk menekuni profesinya sebagai entrepreneur meski dengan banyak resiko, makin yakinlah diriku bahwa ia benar-benar sudah memutuskannya. Keputusan yang sesungguhnya sangatlah tidak mudah!
Namun bukan ini yang ingin kututurkan kali ini. Diriku hanya ingin tuturkan bahwa ada banyak ide brilian darinya menyangkut Syair Keranjang Pempang. Baik itu sounding dan campaign melalui blog ini, maupun dari banyak jejaring sosial lainnya. Alhasil, tidak ada perjuangan yang mudah untuk menguatkan diri memperjuangkan "syair-syair kehidupan yang sebagian dituturkan di Syair Keranjang Pempang". Butuh kekuatan moral, butuh keikhlasan, butuh kesabaran, butuh ketabahan, apalagi usaha yang terus menerus.
"Syair Keranjang Pempang sudah menjadi sebuah produk, brand name, dan trade mark. Tinggal memastikan upaya dan jejaknya terus mengalir menjadi brand image," ujarnya menguatkanku.
Ia lalu menceritakan bahwa sejak awal tahun ini sudah sangat banyak yang dilakukannya. Jauh lebih banyak dari yang pernah ia rencanakan, jauh lebih banyak dari apa yang ia pernah perkirakan, dan jauh lebih berat dari apa yang pernah ia bayangkan. Siap menang berarti siap kalah, siap benar berarti siap salah, siap bertutur juga berarti siap diam. Siap menanggalkan "baju karyawan" berarti siap menjadi entrepreneur sejati! Tak pernah ada perjuangan yang mudah untuk memperjuangkan sesuatu yang mulia. Tak kan pernah ada tuturan yang terabaikan dari sebuah perjalanan banyak tokoh dengan banyak kearifan lokal, dimanapun mereka berada. Tidak hanya di negeri Belitong, namun di banyak negeri lainnya.
Ia kemudian melanjutkan ucapannya,"Kenikmatan itu bukanlah dari berapa banyak buku yang terjual, bukan pada berapa banyak profit materi yang diraih, juga bukan pada berapa banyak orang mengenal sang Penutur. Keberhasilan itu justru terletak pada berapa banyak tuturan yang terinspirasi dari Syair Keranjang Pempang, karena tuturan dalam keranjang pempang adalah tuturan kehidupan yang sesungguhnya. Tak ada rekayasa samasekali!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar