Senin, 14 Mei 2012

SKP, Bukti Baktimu Pada Negeri Belitong


Kawan Sekampong,

Sangat tak terkirakan pertemuanku hari ini denganmu, Tuhan ternyata telah punya rencana yang sangat luar biasa dengan pertemuan kita. Nyaris 2 tahun lalu kita pernah bertemu di Belitong, pertemuan yang menurutku luar biasa karena merupakan pertemuan pertama kita setelah 22 tahun berpisah. Tak ada lagi yang kuperkirakan akan lebih hebat dari pertemuan saat itu di Pantai Nyiur Melambai, Lalang - Manggar - Belitung Timur. 

Namun siang ini, diriku benar-benar sangat terkejut, dirimu menunjukkan sebuah buku. Semula tak kuketahui siapa Penulisnya, apa saja yang ditulis di dalamnya, dan apa maksud ditulisnya buku itu. Hanya saat kupegang buku itu, ada getaran aneh yang kurasa saat membaca sampulnya "Syair Keranjang Pempang - Sebuah novel berlatarbelakang kearifan lokal Negeri Belitong".

Langsung bangga kubaca covernya, Negeri Belitong makin banyak didengungkan, hingga makin banyak buku yang bicara Belitong. Kubolak-balikkan beberapa halaman penting, daftar isi, ucapan terima kasih, dan beberapa cerita di dalamnya. Singkat kubaca, sekedar menuntaskan rasa ingin tahu saja. Namun sudah ada keinginan untuk memilikinya, meski masih ada rasa malu untuk menanyakannya bagaimana cara mendapatkannya.

Hampir sepuluh menit kubaca beberapa bagian penting itu, hingga akhirnya terpaparlah halaman terakhir bernomor 686. Profil Penulis itu sangat mengagetkanku, ternyata.... Dirimulah Penulisnya!!

Sangat tak terduga, dirimu yang kukenal sejak SMA tak ada bakat samasekali dalam menulis, tiba-tiba telah berhasil menulis buku setebal ratusan halaman. Berlatarbelakang Belitong pula! Makin menarik untuk kubaca.

Banyak sesungguhnya yang ingin kutanyakan dan kuungkapkan padamu, namun makin banyak kupikirkan, malah makin tak terpikirkan bagian mana yang terpenting. Hanya satu hal yang membuatku salut saat kau katakan ,"Buku ini kutulis demi baktiku pada tanah Belitong. Aku tak tinggal di Belitong, tak mampu membangun Belitong secara langsung sepertimu dan kawan-kawan yang lain. Hanya dengan menulis tentang Belitong inilah salah satu caraku membangun Belitong. Baktiku pelan namun pasti telah kutunaikan".

Selamat Kawan, kau telah menunjukkan baktimu. Aku yang tak punya kemampuan menuturkan apa yang kupikirkan, hanya bisa mendukungmu dengan membeli dan menuturkannya pada semua kerabat dan sahabat di Belitong. Membeli bukumu, sudah merupakan kebanggaan yang sangat luar biasa. Aku mendukungmu sepenuh hati, mari kita membangun Belitong meski sering dengan cara yang berbeda. 

Tak usah kau khawatir tentang perjalanan bukumu, Ia telah memenuhi kodratnya. Kami semua kerabat, sahabat, dan perenggu Belitong akan terus mendukungmu. Membeli bukumu, inilah yang bisa kami perbuat saat ini.

Selamat sukses kawan!

Sahabatmu,
HDI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar