Syair Keranjang Pempang adalah novel pertama dari Dwilogi Syair Keranjang Pempang. Novel pertama ini merupakan novel kehidupan yang berlatarbelakang banyak kearifan lokal di negeri Belitong, sedangkan novel kedua yang berjudul Syair Negeri Bumi mengangkat berbagai kearifan lokal yang diangkat Penulis selama di perantauan.
Diambilnya judul tersebut mengingat keranjang pempang yang berarti keranjang bercabang yang ditempatkan di jok belakang sepeda atau sepeda motor, peruntukannya tidak hanya sebagai wadah tempat mengangkut dan menyimpan barang, namun juga sebagai tempat mencari nafkah; sandaran kehidupan bagi banyak orang Belitong di kampung.
Mengingat hal itulah, maka di bagian akhir buku ini dituliskan oleh Penulis sebuah Syair Keranjang Pempang yang kurang lebih berisi penjabaran keranjang pempang adalah kehidupan, keringat, keheningan, goresan, kesendirian, nyanyian, kesedihan, teriakan, perenungan, kegembiraan, makna diri, syair diri, dan harapan. Ketigabelas bait syair ini dimaksudkan sebagai cerminan dan gambaran umum dari makna Keranjang Pempang.
Di dalam ceritanya, Penulis juga menyelipkan beberapa syair dan pantun pada beberapa bagian cerita yang penting, namun salah satu kekuatan cerita ini adalah pada repetisi kalimat yang menguatkan, menggugah rasa, dan membangkitkan semangat, serta perenungan diri yang mendalam. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa profesi Penulis sebagai seorang Trainer sangat mempengaruhi alur cerita yang dituliskan.
Makna-makna dari setiap proses kehidupan menjadi kekuatan lain yang juga ingin ditonjolkan. Harapannya, novel ini pada akhirnya dapat menambah dan memperkaya khazanah sastra di Indonesia, dan dapat menjadi salah satu inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk terus bangkit menyongsong kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar